Simpan template dan lihatl Red Bubble Rose: Underdoor "FF Lomba"

Minggu, 27 Juli 2014

Underdoor "FF Lomba"

Judul : UNDERDOOR “life control and the loser”
Author :
lilimissro
Genre
: thriller, little romance, angst
Cast Artist: SNSD, Exo, Shinee


Summary: mencoba percaya adalah hal terburuk yang pernah kulakukan.

kau tak akan bisa mengetahui apa  yang tersembunyi dibalik pintu.
.
.
.
.
Author’s POV

          Di sebuah ruangan yang cukup besar, dimana tempat buku-buku berjejer rapi, disanalah terdapat seorang yeoja yang duduk menghadap jendela dengan pakaian yang amat rapi. Ia memakai mini dress selutut berwarna putih dengan rambut digulung keatas. Yeoja itu bernama kim Tae yeon.

          Tae yeon sedang menunggu seseorang. Karna itu dia berada di tempat itu. Dia telah membuat janji dengan orang itu akan bertemu disana. Ia amat menyayangi orang itu, dan mungkin begitu pula sebaliknya.

Tae yeon masih menatap jendela dengan senyum bahagia terus terpancar dari bibirnya. Ia tersenyum memikirkan orang itu. Dia adalah namja yang manis dan penuh perhatian, namja yang terlalu polos untuk seusianya, namun itulah yang membuat Tae yeon menyukainya. Dan bagaimana Tae yeon bisa mencintainya, Tae yeon tidak tahu.

Tae yeon mendesah pelan saat melihat jam tangan yang melingkar di tanganya. Dua jam terlewati. Namja itu tak kunjung datang. Hanya ada Tae yeon dan ratusan buku di dalam ruangan itu. Tak ada orang lain selain dirinya. Tempat itu adalah perpustakaan pribadi keluarga Tae yeon. Namja itu sangat menyukai buku, hingga ia sering mengajak Tae yeon untuk bertemu di tempat ini.

“kau ada dimana? Kenapa tidak datang??” bisik Tae yeon tepatnya pada diri sendiri. Namja itu selalu datang tepat waktu, dan ini pertama kalinya ia terlambat. Atau..  mungkin dia tidak datang?? Karna merasa namja itu tak akan datang hari ini, akhirnya Taeyeonpun menyerah. Ia berdiri dari kursi yang ia duduki selama kurang lebih dua jam dan beranjak keluar dari ruangan itu.

                                                            ****
One weeks later..

“kenapa Tae min menghilang??”

Kalimat itu terus terngiang dalam benak Tae yeon. Tae min tak pernah seperti ini sebelumnya. Tae min selalu ada untuknya dan Tae min selau mengatakan pada Tae yeon bahwa semua akan baik-baik saja. tapi, kemana namja itu sekarang?? Tae yeon telah mencoba mencari berbagai cara untuk menghubungi Tae min. ia telah menghubungi ponsel namja itu, menemui para sahabat Tae min, datang kerumahnya, namun nihil. Tae min tak ada dimanapun.

Selama seminggu sejak Tae min mengajaknya bertemu dan ia menghilang, Tae yeon telah mencari banyak hal tentang Tae min. mulai dari keluarga dan semua yang berhubungan dengan Tae min. Tae yeon merasa bahwa Tae min sepertinya menyembunyikan semua itu darinya. Dan dia tidak menyukai itu.

Tae yeon POV

Apa yang telah kuperbuat hingga Tae min menghilang?? Apa aku memiliki kesalahan besar padanya?? Dan siapa Tae min itu sebenarnya?? Sejak kunjunganku kerumahnya beberapa hari yang lalu, aku menjadi penasaran dengan latar belakang Tae min, karna selama ini Tae min tak pernah sekalipun menceritakan apapun tentang dirinya.

Dan kini saat aku telah berada di depan rumahnya (lagi), rumahnya terkunci. akhirnya aku memutuskan untuk mencari tahu di rumah tetangganya. Pemilik rumah dengan ramahnya menyambutku. Ia mempersilahkanku duduk.

“agashi, sebenarnya agashi kesini untuk apa??” tanyanya dengan ramah. pemilik rumah itu terlihat sudah renta, bila dilihat dari keriput diwajahnya mungkin dia telah  berumur 60 tahunan.

“hm, saya kesini hanya ingin memastikan sesuatu tentang pemilik rumah yang ada di sebelah rumah ajusshi.” Ucapku dengan lancar. Entah karna terlalu penasaran atau apa. 

“kenapa agashi ingin tahu??” raut wajah orang itu berubah menjadi sedikit suram. Apa ada sesuatu dengan Tae min?

“pemilik rumah sebelah adalah namjachingu saya.” Ajushi itu membelalakan matanya saat mendengar ucapanku. Apa ajushi itu takut denganku?? Atau.. dia malah takut dengan Tae min??

“maaf agashi. Saya tidak tahu apa-apa tentang tetangga saya itu.” Ajusshi itu menatapku lekat-lekat, ada jeda sedikit sebelum ia melanjutkan kalimatnya. “tapi agashi perlu berhati-hati .” “percaya pada seseorang itu bukanlah hal yang mudah.”

Seperti terhipnotis, aku tak merasakan apapun setelah perkataan dari ajushi itu berakhir. Tiba-tiba saja mendadak semua menjadi kosong. Kepalaku juga menjadi pusing. Kupejamkan kedua mataku agar rasa sakit ini menghilang. dan saat aku membuka mata kembali, yang kudapati di sekitarku hanyalah kamarku dan aku tengah terbaring di ranjangku. Ajusshi itu juga sudah menghilang entah kemana. Apa yang telah terjadi?

***

Author’s POV

Tae yeon mengerutkan alisnya bingung mengingat apa yang baru saja terjadi padanya. Ia tak yakin bahwa ia bermimpi. Ia sangat ingat ia berada di depan rumah Taemin, bertemu dengan ajushi tua yang menyuruhnya berhati-hati entah untuk apa dan siapa. Dan sekarang? Dia tengah berbaring di kamarnya?

Ia beranjak dan menyibakkan tirai besar yang menyembunyikan kamarnya dari sinar matahari. Dan betapa terkejutnya ia melihat matahari sedikitpun tak tampak. Hari sudah beranjak malam? Atau ia ternyata belum tidur sama sekali?

Ia berjalan menuju nakas tempat tidurnya dan mengambil Handphonenya. Tanggal telah maju satu hari. Apakah ia telah tidur seharian? Kenapa tidak ada yang membangunkannya?

KYYYAAA!!

Tiba-tiba terdengar suara teriakan Jessica, sepupunya dari lantai bawah. Tepatnya di tempat perapian. Rumah bernuansa classic ini memang sering membuat sepupu Tae yeon itu ketakutan, tapi teriakannya terdengar berbeda, sangat berbeda dengan yang ia sering dengar. Ia segera berlari untuk mencari tahu apa yang membuat Jessica berteriak sebegitu histerisnya.

“shit! Kenapa sekarang anak tangga menjadi banyak sekali!” gerutu Tae yeon mengenai rumahnya yang hampir seperti kastil hantu itu. Lengkap dengan tangga besar di tengah-tengah ruangan.

Saat Tae yeon sampai di perapian. Tak ada seorangpun berada di sana.

****
Tae yeon POV

“kemana semuanya?” teriakku di tengah ruang perapian yang cukup dekat dengan ruang makan. Mungkin chef atau maid keluargaku akan mendengar teriakanku dan menjawab pertanyaanku, namun nihil. Tak ada yang dapat kulihat disini selain perabot mewah milik appaku.

Tanpa berpikir panjang, aku berlari menuju dapur. Disana hampir saja aku tak menemukan apapun. HAMPIR.

Seluruh maid yang selama ini bekerja dengan keluargaku telah terbujur kaku tak bernyawa. Entah siapa yang membunuh kesepuluh maidku, tapi aku tetap saja tak dapat mempercayainya. Mereka mati mengenaskan, darah menggucur dimana-mana hingga memenuhi lantai dapur yang cukup luas. Aku sendiri tak yakin apa semua mayat itu masih memiliki badan yang utuh.   

Perutku mual. Aku hampir pingsan di tempat karna bau busuk mayat-mayat itu. Kurasa mereka sudah mati sehari yang lalu. Sebenarnya apa yang terjadi? Dan kenapa aku tak mengetahui sama sekali tentang hal ini?

Aku segera pergi dengan menahan rasa mual dan pusing di kepalaku. Aku teringat dengan teriakan Jessica tadi, apa seluruh keluargaku akan baik-baik saja?

****
Setelah berlari cukup jauh dari dapur, aku sudah tak terlalu pusing ataupun mual. Kesehatanku kembali saat suara Jessica kembali terdengar. Teriakannya berasal dari salah satu ruangan cukup besar yang sering digunakan untuk reuni keluarga. Dan itu sangat jauh dari posisiku sekarang yang berdiri di atas tangga utama.

Akupun berlari. Tak ada pilihan. Walaupun pembunuh itu bisa saja mendengar langkah kakiku dan mungkin juga akan membunuhku, aku tak perduli. Yang penting aku harus melihat dan tahu keadaan keluargaku. Appa, eomma, dongsaengku Kris, dan  Jin ki, dongsaeng Jessica dan Jessica juga tentunya.

Aku tiba diruangan itu dengan selamat. Oh, betapa beruntungnya aku. Pembunuh itu mungkin tak menyadari keberadaanku. Kubuka pintu ruangan itu dengan kedua tanganku. Aku menjerit melihat Appa tergeletak berlumuran darah di ambang pintu. Dan.. perutnya sobek?

Aku membekap mulutku siap untuk menangis. Appaku adalah orang yang baik, aku yakin itu. Tapi kenapa ia harus mati seperti ini? dan tangiskupun pecah. Aku berusaha untuk masuk kedalam ruangan itu, walaupun aku tahu mungkin saja aku tak akan kuat melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

Aku melihat Jessica! Ya aku melihatnya. Yeoja itu terduduk lemas dengan air mata menggenang di seluruh wajahnya. Di depannya terlihat Jin ki dan eommaku. Jin ki terikat di sebuah kursi,  sedangkan eommaku? Ia terbujur kaku dengan luka yang sama dengan yang appaku miliki. Perutnya sobek, dan beberapa isi perutnya keluar. Dan aku yakin bahwa benda berlumuran darah di dekat appaku tadi adalah isi perutnya.

Serasa langit-langit rumah runtuh dan menimpaku seketika. Aku menyaksikan pembunuh itu memakan organ  perut eommaku! Apa ia tak tahu ada dua manusia tengah melihatnya? Aku yakin pembunuh itu namja, walaupun ia memungggungiku. Mana ada yeoja memiliki kuku tangan tak terurus seperti milik orang gila yang tega membunuh orang-orang terdekatku?

Namja gila itu berbalik dan menyeringai padaku. Wajahnya terlihat seperti seekor srigala. Ya, wajahnya bukan hanya mirip. Mungkin ia seorang werewolf , Werewolf biadab.

PLAK..PLAK..#mian kalo suaranya nggak mirip.

Seorang namja yang sangat kukenal dengan wajah polosnya keluar dari balik tirai sambil bertepuk tangan ringan dan tersenyum tanpa dosa kearahku. ia menyuruh namja srigala itu berhenti dan menjauh dari tempat itu. Baik, aku tidak bisa merasakan apa-apa saat melihat wajahnya itu. Seluruh tubuhku melemas seketika, aku merosot dan terduduk di lantai. Aku menangis lagi.

“annyeong.. apa kau sudah bangun dari tidurmu tuan putri?” apa kalian tahu apa yang kurasakan sekarang? Namja chinguku, taemin. Yah, dialah otak dibalik semua ini. aku tak pernah tahu ekspresi aslinya sungguh tak sama dengan Taeminku, apa dia bukanlah Tae min?

“apa kau benar-benar Tae min? Lee Tae min?” tanyaku mencoba memastikan.

“kau pikir siapa lagi?” seringainya sungguh menunjukkan bahwa ia memanglah Taemin. Taemin yang kerasukan setan atau.. Taemin yang sesungguhnya? Dan lagi, wajahnya sungguh pucat.

Tae min mengeluarkan pisau dan menancapkannya di tangan Jin ki yang terikat sementara Jessica berteriak histeris melihat keadaan adiknya tanpa bisa melakukan apapun.

Author POV

“Kyaa! Hentikan!!” teriak Jin ki kesakitan. Melihatnya Tae min malah tersenyum, tertawa seperti orang gila. Ia terus menancapkan pisau itu ketangan Jin ki dengan mulusnya. Setelah bosan ia menyentuh tumpahan darah Jin ki dan mencium aromanya seolah-olah darah itu adalah makanan lezat untuknya. Tanpa berlama-lama ia mengeluarkan taring yang ia sembunyikan di mulutnya dan menancapkannya pada leher Jin ki.

Jin ki menggeliat, menggelinjang tak karuan karna darah dalam tubuhnya terhisap kuat oleh taemin. Ia mengerang sekuat tenaga berharap erangannya akan membuat Tae min menghentikan aksinya. Namun, itu hanya sia-sia belaka.

Tae yeon melebarkan matanya melihat detik demi detik kematian Jin ki yang amat sangat mengenaskan. Ia memandang kearah Jessica yang berteriak tanpa Henti dan sungguh parau. Tanpa ia sadari, air mata terus mengalir membasahi wajahnya. Namun ia tak perduli, ia segera berpikir cepat untuk menyelamatkan Jessica.

Tae yeon berjalan sedikit demi sedikit kearah Jessica tanpa sepengetahuan Tae min. usaha itu hampir berhasil, ia hampir saja berhasil mendekati Jessica. Dan ingatlah kata-kata yang selalu terulang dalam paragraph ini, semua itu masih HAMPIR.

  Tanpa diduga manusia serigala itu tiba-tiba muncul dan menarik tubuh Jessica yang berada cukup dekat dengan Jendela. Jessica terangkat keluar dari ruangan itu dan hampir terhempas di halaman sebelum tangan Tae yeon akhirnya berhasil menyelamatkannya.

“Jess, kumohon jangan menyerah. Bertahanlah!”  Jessica mengangguk dengan air mata yang masih memenuhi wajahnya.

“aku masih ingin hidup yeon..” lirihnya dengan nada memohon.

“tentu saja  kau akan hidup. Aku akan menyelamatkanmu!”  tanpa Tae yeon sadari, Tae min membawa pisau dan menancapkan pisau itu kepunggungnya. Dengan terkejutnya, Tae yeon melepas genggamannya pada Jessica.
Jessica terhempas begitu saja ketanah. Tulang lehernya patah dan ia tewas saat itu juga.
Dress tidur Tae yeon telah berubah warna. Yang semulanya berwarna putih berubah menjadi merah pekat akibat darah yang terus menggucur dari punggungnya. Ia jatuh tersungkur dilantai setelah dengan mata kepalanya sendiri ia menyaksikan kematian sepupu terdekatnya, Jessica dan Jin ki.

“kerja bagus jong in. kau boleh melanjutkan makanmu tadi.” Ucap Tae min santai pada namja srigala bernama Jong in tadi. Namja itu dengan senangnya menghampiri tubuh eomma Tae yeon dan memakan organ perutnya (lagi).

“kenapa kau melakukan semua ini hah?” lirih Tae yeon dengan air mata yang masih terus mengalir.

“kau tahu namja itu. Dia bukanlah werewolf  ataupun vampire  atau semacamnya. Dia itu gumiho. Dia memakan organ perut manusia.” Dan Tae yeon rasa ia tak menanyakan hal itu pada Tae min.

“dan kau tahu siapa aku sebenarnya?” kali ini Tae yeon sedikit penasaran. Ia menatap Tae min yang berdiri didepanya. “aku vampire .”

“dan jika kau itu vampire kenapa kau membunuh keluargaku?!”

“apa kau bodoh? Tentu saja karna kalian bersalah padaku.” ujar taemin sambil memelototi Tae yeon. Ia tersenyum tanpa ekspresi, mirip orang gila.  

“lalu kenapa kau mendekatiku? Dan kenapa kau menjadikan ku yeoja chingumu? Dan kenapa kau juga membunuh maid dan sepupuku? Dimana adikku? Hiks.” Tanya Tae yeon beruntun sambil terisak.

“sebenarnya aku ingin menyuruh Jong in memakan adikmu. Tapi, aku jadi kasihan pada Jong in karna adikmu itu penyakitan dan terlalu kurus.” Taemin melirik Jong in yang masih  meneruskan aktivitasnya. Ia menyeringai dan menatap Tae yeon lagi.

“DIMANA DIA!!” teriak Tae yeon dengan segenap kekuatan yang masih ia miliki.
  
“tenanglah. Dia ada disini.” Tae min menyibakkan tirai dan menunjukkan Kris yang pingsan di sofa.

“kau belum menjawab pertanyaanku! Kenapa kau melakukan semua ini? apa alasannya? Malhaebwa!” ada sedikit perasaan lega  dalam hati Tae yeon melihat keadaan Kris yang baik-baik saja, namun perasaan hancur lebih mendominasi. Ia telah kehilangan semuanya dan itupun terjadi di depan kedua mata kepalanya sendiri.

“hmm.. kau ingin tahu rupanya..” Tae min tersenyum aneh lagi.

Flashback.

Busan di musim gugur, 1986.

Hembusan angin malam itu seolah-olah dapat meremangkan bulu kuduk siapa saja yang melangkahkan kaki ditengah kegelapan malam itu. Sama halnya yang dialami Jung soo jung, gadis itu tengah berjalan sambil memeluk dirinya sendiri karna dinginnya malam itu.

“dimana Joon myun oppa? Kenapa dia tak menjemputku sepulang kuliah? Apa dia benar-benar sibuk?” gerutunya.  Ia paling malas bila harus berjalan sendirian tanpa teman, apa lagi di tengah malam seperti ini.

“soo jung-ah.”

Soo jung berjengit kaget saat sebuah tangan tiba-tiba menyentuh pundaknya. Ia membalikkan tubuhnya. Dihadapanya tengah berdiri namja berwajah pucat yang sedari kecil telah bersahabat dengannya.

“ah kau Taeminie..”  soo jung mengelus dadanya dan menghembuskan nafasnya lega. “kenapa tiba-tiba kau ada disini? Dan kenapa wajahmu berubah menjadi semakin pucat?”

“aku baru pulang dari jinan. Wae? Kau terlihat tidak senang dengan kedatanganku.”  Raut Tae min berubah sedikit kecewa. “anio, aku hanya kaget. Oh,ya kau mau minum coklat panas dirumahku? Ada banyak hal yang ingin kuceritakan padamu.” Tanya soo jung penuh harap. Tae min mengangguk pelan sambil tersenyum tipis.

~~~
“ini coklat panasnya. Ini 100 persen buatan tangan jung soo jung dan bukan buatan eommanya lagi.” soo jung meletakkan gelas berisi coklat panas di meja ruang tamunya lalu menepuk dadanya bangga. Tae min tersenyum antusias. “waah.. rumahmu bertambah besar sejak kepergianku dulu. Apa kau melakukan renovasi eoh?”

“anio. Masih sama dengan yang dulu. Kau saja yang tak pernah pulang ke Busan.” Jawab soo jung enteng sambil meminum coklat panasnya. “oh,ya taeminie. Ada hal yang sangat ingin kukatakan padamu.”

“mwoya?” Tae min menatap kedua bola mata Krystal lekat-lekat. Ia sungguh penasaran.

“aku akan pindah ke Seoul..”

“kenapa terburu-buru?”

“aku belum selesai Taeminie. Aku pindah ke Seoul karna aku akan segera menikah dengan Joon myun oppa. Tenang saja aku akan memberimu undangan.”

“….”

“taeminie..”

“oh,ne? waegeurae?”

“anio, eobseo. Kenapa kau melamun? Kau tidak mendengarkanku?”

“ani, aku mendengarmu”

“huff.. syukurlah.” Tiba-tiba saja Tae min beranjak dari tempat duduknya.

“mau kemana?” soo jung mengerutkan alisnya.

“aku lelah setelah perjalanan jauh. Jadi aku pulang dulu ne?”

“oh ya sudah. Hati-hati.”

Flashback end

~~~
“kau sudah mengerti kenapa aku  membunuh keluargamu eoh?” taemin memelototi Tae yeon lagi.

“anio, aku masih tak percaya dengan ceritamu. Siapa yeoja bernama soo jung itu hah? Apa hubungannya dengan keluarga kami?” Tanya Tae yeon lirih, ia sedikit merasakan darahnya telah membeku dan tak mengalir dengan deras lagi.  namun rasa sakitnya tetap sama.

“kau itu ternyata sangatlah bodoh. Jung soo jung itu adalah wanita yang tengah Jong in makan dan Joon myun itu namja yang sedang tergeletak di ambang pintu itu!” Tae min menunjuk kedua orang tua Tae yeon dengan senyum menakutkannya lagi.

“apa.. kau marah karna ibuku akan menikah??” Tanya Tae yeon sedikit tenang. Walaupun ia masih mencoba meredam emosinya dengan menghembuskan nafasnya pelan-pelan.

“BABOCHEOREOM!!”  BUUGH!! Tae min mengijak kepala Tae yeon dengan sangat keras. Membuat Tae yeon semakin tersungkur dan tak bisa berdiri kembali. Mungkin Tae min adalah vampire yang saat masih menjadi manusia adalah seorang psikopat. Jika tidak, mana mungkin namja itu masih dengan teganya menyakiti seorang gadis lemah? Apalagi dengan tertawa senang seperti itu?

“aku mencintai ibumu, bodoh. Dan saat aku kembali menemuinya sebagai sosok namjachingumu dan menceritakan semuanya, Dia mengatakan aku berbohong dan aku ini sebenarnya anak dari diriku sendiri. Dan dia, yeoja tengik itu mengaku tak terlalu peduli denganku dulu. Kau tahu bagaimana perasaanku? Aku hancur saat itu juga. Dan aku menghilang dari hadapanmu sebelum hari ini terjadi dan aku berhasil membunuh mereka semua. Hahahaha..”

 Kepala Tae yeon semakin pusing. Darah ditubuhnya semakin berkurang.. ia tahu ia tak akan sanggup lagi. ini adalah akhir, akhir dari penderitaannya dan ia dapat menyusul keluarganya dan meninggalkan Kris sendirian di dunia ini. namun ia telah mengetahui kebenarannya, namja itu telah memberitahunya alasan hilangnya ia seminggu ini. dan juga ia mendapat tambahan penyiksaan dari namja itu.

“ini akhirnya Tae yeon..akhir hidupmu.” Tae min memanggil jong in.
“jong in. bunuh dia, tapi jangan makan dia. Karna bagaimanapun dia dulu yeojachingu palsuku hahahaha..” Tae min menepuk pundak Jong in dan berjalan pergi setelah sempat menendang mayat Soo jung, ibunda Tae yeon. Kini Tae yeon dan Jong in berada di dalam ruangan itu sambil saling menatap satu sama lain.

“ggrrr..” namja itu menyeringai, ia mengeluarkan cakarnya dan menusuk tubuh Tae yeon tepat di jantungnya.

“akkhh..” lirih Tae yeon untuk terakhir kalinya. Ini memanglah sebuah akhir bagi kehidupannya, namun tidak untuk Tae min. ia menatap Jong in dengan nanar lalu bergumam. “aku berdoa agar seseorang memusnahkan Taemin.. aa.. aaku tak aaakaann ppeerrnnaahh memaafkannnya.”

Setelah kata-katanya berakhir, pandangan Tae yeon mulai kabur, ditambah cakar panjang Jong in yang bak pedang telah menembus punggung hingga jantungnya. Darah menggucur lagi, bau amis tercium lagi dengan mudahnya, yang ia ingat hanya ucapan ajushi tua tadi, percaya memang bukanlah hal yang mudah. semua terasa berat bagi Tae yeon dan sesaat kemudian, yang ia temui hanyalah kegelapan. 

THE END/TO BE CONTINUE??/SEQUEL??


EPILOG
“sekilas info. Malam ini telah terjadi pembunuhan berantai di rumah keluarga Kim, dan sampai berita ini diberitakan tidak diketahui siapa dalang dibalik semua ini.”

Seorang yeoja tengah memandang televisinya dengan ekspresi sedikit terkejut. Ia hampir saja tersedak makanan yang sedang ia masukkan kemulutnya saat berita itu terdengar. “eomma, bukankah Tn. Kim itu masih saudara kita??” ucapnya pada eommanya di dapur. Lalu ia membalikan tubuhnya kehadapan televisi lagi.

 “diantara korban yang tewas di keluarga tersebut adalah sepuluh maid dan koki yang bekerja di rumah keluarga kaya tersebut. Tn. Kim dan Ny.kim, kedua keponakan mereka, Jessica kim dan Kim Jin ki serta seorang anak perempuanya bernama Kim Tae yeon. Hanya seorang yang selamat dari peristiwa tersebut, yaitu anak bungsu tn. Kim bernama Kris.”

“ada apa memangnya??” teriak eommanya dari dapur.

“mereka menjadi korban pembunuhan.” Teriak yeoja itu  cukup histeris.

 “Warga yang pertama kali mengetahui kematian keluarga tersebut, Lee Tae min. mengaku pertama kali melihat mayat seorang gadis dipelataran rumah keluarga tersebut yang diyakini adalah Jessica, keponakan sang pemilik rumah. Ny. Kim dan Tn. Kim di temukan tewas mengenaskan dengan luka  sobekan di bagian perut di ruang keluarga mereka, polisi masih menyelidiki perihal masalah ini dan sedang mencari tersangka”

“sebenarnya apa yang terjadi pada mereka eomma? Bukankah mereka orang baik dan terhormat di kalangan keluarga kita??” Tanya yeoja itu lagi saat eommanya dengan terburu-buru berlari dan mengambil coat yang tergantung di dekat pintu rumah dan melangkah pergi dari rumah tersebut. “eomma harus pergi kerumah mereka terlebih dahulu. Eomma harus memastikan kebenaran berita itu. Ah mi, jaga adikmu. kakak-kakakmu sedang tidak ada dirumah.”  

Yeoja itu segera mengerang dengan keras saat punggung eommanya telah menghilang dibalik pintu.  “sial, anak itu merepotkan saja arrghh!!”


The End

0 komentar:

Posting Komentar