Judul : UNDERDOOR “life control and the loser”
Author : lilimissro
Genre : thriller, little romance, angst
Author : lilimissro
Genre : thriller, little romance, angst
Cast
Artist: SNSD, Exo, Shinee
Summary: mencoba percaya adalah hal
terburuk yang pernah kulakukan.
kau tak akan bisa mengetahui apa yang tersembunyi dibalik pintu.
.
.
.
.
.
Author’s POV
Di sebuah ruangan yang
cukup besar, dimana tempat buku-buku berjejer rapi, disanalah terdapat seorang
yeoja yang duduk menghadap jendela dengan pakaian yang amat rapi. Ia memakai
mini dress selutut berwarna putih dengan rambut digulung keatas. Yeoja itu bernama
kim Tae yeon.
Tae yeon sedang menunggu seseorang. Karna
itu dia berada di tempat itu. Dia telah membuat janji dengan orang itu akan
bertemu disana. Ia amat menyayangi orang itu, dan mungkin begitu pula
sebaliknya.
Tae
yeon masih menatap jendela dengan senyum bahagia terus terpancar dari bibirnya.
Ia tersenyum memikirkan orang itu. Dia adalah namja yang manis dan penuh
perhatian, namja yang terlalu polos untuk seusianya, namun itulah yang membuat Tae
yeon menyukainya. Dan bagaimana Tae yeon bisa mencintainya, Tae yeon tidak
tahu.
Tae
yeon mendesah pelan saat melihat jam tangan yang melingkar di tanganya. Dua jam
terlewati. Namja itu tak kunjung datang. Hanya ada Tae yeon dan ratusan buku di
dalam ruangan itu. Tak ada orang lain selain dirinya. Tempat itu adalah
perpustakaan pribadi keluarga Tae yeon. Namja itu sangat menyukai buku, hingga
ia sering mengajak Tae yeon untuk bertemu di tempat ini.
“kau
ada dimana? Kenapa tidak datang??” bisik Tae yeon tepatnya pada diri sendiri.
Namja itu selalu datang tepat waktu, dan ini pertama kalinya ia terlambat. Atau.. mungkin dia tidak datang?? Karna merasa namja
itu tak akan datang hari ini, akhirnya Taeyeonpun menyerah. Ia berdiri dari
kursi yang ia duduki selama kurang lebih dua jam dan beranjak keluar dari
ruangan itu.
****
One
weeks later..
“kenapa
Tae min menghilang??”
Kalimat
itu terus terngiang dalam benak Tae yeon. Tae min tak pernah seperti ini
sebelumnya. Tae min selalu ada untuknya dan Tae min selau mengatakan pada Tae
yeon bahwa semua akan baik-baik saja. tapi, kemana namja itu sekarang?? Tae
yeon telah mencoba mencari berbagai cara untuk menghubungi Tae min. ia telah menghubungi
ponsel namja itu, menemui para sahabat Tae min, datang kerumahnya, namun nihil.
Tae min tak ada dimanapun.
Selama
seminggu sejak Tae min mengajaknya bertemu dan ia menghilang, Tae yeon telah
mencari banyak hal tentang Tae min. mulai dari keluarga dan semua yang
berhubungan dengan Tae min. Tae yeon merasa bahwa Tae min sepertinya
menyembunyikan semua itu darinya. Dan dia tidak menyukai itu.
Tae
yeon POV
Apa
yang telah kuperbuat hingga Tae min menghilang?? Apa aku memiliki kesalahan
besar padanya?? Dan siapa Tae min itu sebenarnya?? Sejak kunjunganku kerumahnya
beberapa hari yang lalu, aku menjadi penasaran dengan latar belakang Tae min,
karna selama ini Tae min tak pernah sekalipun menceritakan apapun tentang
dirinya.
Dan
kini saat aku telah berada di depan rumahnya (lagi), rumahnya terkunci.
akhirnya aku memutuskan untuk mencari tahu di rumah tetangganya. Pemilik rumah
dengan ramahnya menyambutku. Ia mempersilahkanku duduk.
“agashi,
sebenarnya agashi kesini untuk apa??” tanyanya dengan ramah. pemilik rumah itu
terlihat sudah renta, bila dilihat dari keriput diwajahnya mungkin dia
telah berumur 60 tahunan.
“hm,
saya kesini hanya ingin memastikan sesuatu tentang pemilik rumah yang ada di
sebelah rumah ajusshi.” Ucapku dengan lancar. Entah karna terlalu penasaran
atau apa.
“kenapa
agashi ingin tahu??” raut wajah orang itu berubah menjadi sedikit suram. Apa
ada sesuatu dengan Tae min?
“pemilik
rumah sebelah adalah namjachingu saya.” Ajushi itu membelalakan matanya saat
mendengar ucapanku. Apa ajushi itu takut denganku?? Atau.. dia malah takut
dengan Tae min??
“maaf
agashi. Saya tidak tahu apa-apa tentang tetangga saya itu.” Ajusshi itu
menatapku lekat-lekat, ada jeda sedikit sebelum ia melanjutkan kalimatnya.
“tapi agashi perlu berhati-hati .” “percaya pada seseorang itu bukanlah hal
yang mudah.”
Seperti
terhipnotis, aku tak merasakan apapun setelah perkataan dari ajushi itu
berakhir. Tiba-tiba saja mendadak semua menjadi kosong. Kepalaku juga menjadi
pusing. Kupejamkan kedua mataku agar rasa sakit ini menghilang. dan saat aku
membuka mata kembali, yang kudapati di sekitarku hanyalah kamarku dan aku
tengah terbaring di ranjangku. Ajusshi itu juga sudah menghilang entah kemana. Apa
yang telah terjadi?
***
Author’s POV
Tae
yeon mengerutkan alisnya bingung mengingat apa yang baru saja terjadi padanya. Ia
tak yakin bahwa ia bermimpi. Ia sangat ingat ia berada di depan rumah Taemin,
bertemu dengan ajushi tua yang menyuruhnya berhati-hati entah untuk apa dan
siapa. Dan sekarang? Dia tengah berbaring di kamarnya?
Ia
beranjak dan menyibakkan tirai besar yang menyembunyikan kamarnya dari sinar
matahari. Dan betapa terkejutnya ia melihat matahari sedikitpun tak tampak.
Hari sudah beranjak malam? Atau ia ternyata belum tidur sama sekali?
Ia
berjalan menuju nakas tempat tidurnya dan mengambil Handphonenya. Tanggal telah
maju satu hari. Apakah ia telah tidur seharian? Kenapa tidak ada yang
membangunkannya?
KYYYAAA!!
Tiba-tiba
terdengar suara teriakan Jessica, sepupunya dari lantai bawah. Tepatnya di
tempat perapian. Rumah bernuansa classic ini memang sering membuat sepupu Tae
yeon itu ketakutan, tapi teriakannya terdengar berbeda, sangat berbeda dengan
yang ia sering dengar. Ia segera berlari untuk mencari tahu apa yang membuat
Jessica berteriak sebegitu histerisnya.
“shit!
Kenapa sekarang anak tangga menjadi banyak sekali!” gerutu Tae yeon mengenai
rumahnya yang hampir seperti kastil hantu itu. Lengkap dengan tangga besar di
tengah-tengah ruangan.
Saat
Tae yeon sampai di perapian. Tak ada seorangpun berada di sana.
****
Tae
yeon POV
“kemana
semuanya?” teriakku di tengah ruang perapian yang cukup dekat dengan ruang
makan. Mungkin chef atau maid keluargaku akan mendengar teriakanku dan menjawab
pertanyaanku, namun nihil. Tak ada yang dapat kulihat disini selain perabot
mewah milik appaku.
Tanpa
berpikir panjang, aku berlari menuju dapur. Disana hampir saja aku tak
menemukan apapun. HAMPIR.
Seluruh
maid yang selama ini bekerja dengan keluargaku telah terbujur kaku tak
bernyawa. Entah siapa yang membunuh kesepuluh maidku, tapi aku tetap saja tak
dapat mempercayainya. Mereka mati mengenaskan, darah menggucur dimana-mana
hingga memenuhi lantai dapur yang cukup luas. Aku sendiri tak yakin apa semua
mayat itu masih memiliki badan yang utuh.
Perutku
mual. Aku hampir pingsan di tempat karna bau busuk mayat-mayat itu. Kurasa
mereka sudah mati sehari yang lalu. Sebenarnya apa yang terjadi? Dan kenapa aku
tak mengetahui sama sekali tentang hal ini?
Aku
segera pergi dengan menahan rasa mual dan pusing di kepalaku. Aku teringat
dengan teriakan Jessica tadi, apa seluruh keluargaku akan baik-baik saja?
****
Setelah
berlari cukup jauh dari dapur, aku sudah tak terlalu pusing ataupun mual.
Kesehatanku kembali saat suara Jessica kembali terdengar. Teriakannya berasal
dari salah satu ruangan cukup besar yang sering digunakan untuk reuni keluarga.
Dan itu sangat jauh dari posisiku sekarang yang berdiri di atas tangga utama.
Akupun
berlari. Tak ada pilihan. Walaupun pembunuh itu bisa saja mendengar langkah
kakiku dan mungkin juga akan membunuhku, aku tak perduli. Yang penting aku
harus melihat dan tahu keadaan keluargaku. Appa, eomma, dongsaengku Kris, dan Jin ki, dongsaeng Jessica dan Jessica juga
tentunya.
Aku
tiba diruangan itu dengan selamat. Oh, betapa beruntungnya aku. Pembunuh itu
mungkin tak menyadari keberadaanku. Kubuka pintu ruangan itu dengan kedua tanganku.
Aku menjerit melihat Appa tergeletak berlumuran darah di ambang pintu. Dan..
perutnya sobek?
Aku
membekap mulutku siap untuk menangis. Appaku adalah orang yang baik, aku yakin
itu. Tapi kenapa ia harus mati seperti ini? dan tangiskupun pecah. Aku berusaha
untuk masuk kedalam ruangan itu, walaupun aku tahu mungkin saja aku tak akan
kuat melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.
Aku
melihat Jessica! Ya aku melihatnya. Yeoja itu terduduk lemas dengan air mata
menggenang di seluruh wajahnya. Di depannya terlihat Jin ki dan eommaku. Jin ki
terikat di sebuah kursi, sedangkan
eommaku? Ia terbujur kaku dengan luka yang sama dengan yang appaku miliki. Perutnya
sobek, dan beberapa isi perutnya keluar. Dan aku yakin bahwa benda berlumuran
darah di dekat appaku tadi adalah isi perutnya.
Serasa
langit-langit rumah runtuh dan menimpaku seketika. Aku menyaksikan pembunuh itu
memakan organ perut eommaku! Apa ia tak
tahu ada dua manusia tengah melihatnya? Aku yakin pembunuh itu namja, walaupun
ia memungggungiku. Mana ada yeoja memiliki kuku tangan tak terurus seperti
milik orang gila yang tega membunuh orang-orang terdekatku?
Namja
gila itu berbalik dan menyeringai padaku. Wajahnya terlihat seperti seekor
srigala. Ya, wajahnya bukan hanya mirip. Mungkin ia seorang werewolf , Werewolf biadab.
PLAK..PLAK..#mian
kalo suaranya nggak mirip.
Seorang
namja yang sangat kukenal dengan wajah polosnya keluar dari balik tirai sambil
bertepuk tangan ringan dan tersenyum tanpa dosa kearahku. ia menyuruh namja
srigala itu berhenti dan menjauh dari tempat itu. Baik, aku tidak bisa
merasakan apa-apa saat melihat wajahnya itu. Seluruh tubuhku melemas seketika,
aku merosot dan terduduk di lantai. Aku menangis lagi.
“annyeong..
apa kau sudah bangun dari tidurmu tuan putri?” apa kalian tahu apa yang
kurasakan sekarang? Namja chinguku, taemin. Yah, dialah otak dibalik semua ini.
aku tak pernah tahu ekspresi aslinya sungguh tak sama dengan Taeminku, apa dia
bukanlah Tae min?
“apa
kau benar-benar Tae min? Lee Tae min?” tanyaku mencoba memastikan.
“kau
pikir siapa lagi?” seringainya sungguh menunjukkan bahwa ia memanglah Taemin.
Taemin yang kerasukan setan atau.. Taemin yang sesungguhnya? Dan lagi, wajahnya
sungguh pucat.
Tae
min mengeluarkan pisau dan menancapkannya di tangan Jin ki yang terikat
sementara Jessica berteriak histeris melihat keadaan adiknya tanpa bisa
melakukan apapun.
Author
POV
“Kyaa!
Hentikan!!” teriak Jin ki kesakitan. Melihatnya Tae min malah tersenyum,
tertawa seperti orang gila. Ia terus menancapkan pisau itu ketangan Jin ki
dengan mulusnya. Setelah bosan ia menyentuh tumpahan darah Jin ki dan mencium
aromanya seolah-olah darah itu adalah makanan lezat untuknya. Tanpa
berlama-lama ia mengeluarkan taring yang ia sembunyikan di mulutnya dan
menancapkannya pada leher Jin ki.
Jin
ki menggeliat, menggelinjang tak karuan karna darah dalam tubuhnya terhisap
kuat oleh taemin. Ia mengerang sekuat tenaga berharap erangannya akan membuat Tae
min menghentikan aksinya. Namun, itu hanya sia-sia belaka.
Tae
yeon melebarkan matanya melihat detik demi detik kematian Jin ki yang amat
sangat mengenaskan. Ia memandang kearah Jessica yang berteriak tanpa Henti dan
sungguh parau. Tanpa ia sadari, air mata terus mengalir membasahi wajahnya.
Namun ia tak perduli, ia segera berpikir cepat untuk menyelamatkan Jessica.
Tae
yeon berjalan sedikit demi sedikit kearah Jessica tanpa sepengetahuan Tae min.
usaha itu hampir berhasil, ia hampir saja berhasil mendekati Jessica. Dan
ingatlah kata-kata yang selalu terulang dalam paragraph ini, semua itu masih
HAMPIR.
Tanpa diduga manusia serigala itu tiba-tiba
muncul dan menarik tubuh Jessica yang berada cukup dekat dengan Jendela. Jessica
terangkat keluar dari ruangan itu dan hampir terhempas di halaman sebelum
tangan Tae yeon akhirnya berhasil menyelamatkannya.
“Jess,
kumohon jangan menyerah. Bertahanlah!”
Jessica mengangguk dengan air mata yang masih memenuhi wajahnya.
“aku
masih ingin hidup yeon..” lirihnya dengan nada memohon.
“tentu
saja kau akan hidup. Aku akan
menyelamatkanmu!” tanpa Tae yeon sadari,
Tae min membawa pisau dan menancapkan pisau itu kepunggungnya. Dengan
terkejutnya, Tae yeon melepas genggamannya pada Jessica.
Jessica
terhempas begitu saja ketanah. Tulang lehernya patah dan ia tewas saat itu
juga.
Dress
tidur Tae yeon telah berubah warna. Yang semulanya berwarna putih berubah
menjadi merah pekat akibat darah yang terus menggucur dari punggungnya. Ia
jatuh tersungkur dilantai setelah dengan mata kepalanya sendiri ia menyaksikan
kematian sepupu terdekatnya, Jessica dan Jin ki.
“kerja
bagus jong in. kau boleh melanjutkan makanmu tadi.” Ucap Tae min santai pada
namja srigala bernama Jong in tadi. Namja itu dengan senangnya menghampiri
tubuh eomma Tae yeon dan memakan organ perutnya (lagi).
“kenapa
kau melakukan semua ini hah?” lirih Tae yeon dengan air mata yang masih terus
mengalir.
“kau
tahu namja itu. Dia bukanlah werewolf
ataupun vampire atau semacamnya.
Dia itu gumiho. Dia memakan organ perut manusia.” Dan Tae yeon rasa ia tak
menanyakan hal itu pada Tae min.
“dan
kau tahu siapa aku sebenarnya?” kali ini Tae yeon sedikit penasaran. Ia menatap
Tae min yang berdiri didepanya. “aku vampire .”
“dan
jika kau itu vampire kenapa kau membunuh keluargaku?!”
“apa
kau bodoh? Tentu saja karna kalian bersalah padaku.” ujar taemin sambil
memelototi Tae yeon. Ia tersenyum tanpa ekspresi, mirip orang gila.
“lalu
kenapa kau mendekatiku? Dan kenapa kau menjadikan ku yeoja chingumu? Dan kenapa
kau juga membunuh maid dan sepupuku? Dimana adikku? Hiks.” Tanya Tae yeon
beruntun sambil terisak.
“sebenarnya
aku ingin menyuruh Jong in memakan adikmu. Tapi, aku jadi kasihan pada Jong in
karna adikmu itu penyakitan dan terlalu kurus.” Taemin melirik Jong in yang
masih meneruskan aktivitasnya. Ia
menyeringai dan menatap Tae yeon lagi.
“DIMANA
DIA!!” teriak Tae yeon dengan segenap kekuatan yang masih ia miliki.
“tenanglah.
Dia ada disini.” Tae min menyibakkan tirai dan menunjukkan Kris yang pingsan di
sofa.
“kau
belum menjawab pertanyaanku! Kenapa kau melakukan semua ini? apa alasannya?
Malhaebwa!” ada sedikit perasaan lega
dalam hati Tae yeon melihat keadaan Kris yang baik-baik saja, namun
perasaan hancur lebih mendominasi. Ia telah kehilangan semuanya dan itupun
terjadi di depan kedua mata kepalanya sendiri.
“hmm..
kau ingin tahu rupanya..” Tae min tersenyum aneh lagi.
Flashback.
Busan
di musim gugur, 1986.
Hembusan
angin malam itu seolah-olah dapat meremangkan bulu kuduk siapa saja yang
melangkahkan kaki ditengah kegelapan malam itu. Sama halnya yang dialami Jung
soo jung, gadis itu tengah berjalan sambil memeluk dirinya sendiri karna
dinginnya malam itu.
“dimana
Joon myun oppa? Kenapa dia tak menjemputku sepulang kuliah? Apa dia benar-benar
sibuk?” gerutunya. Ia paling malas bila
harus berjalan sendirian tanpa teman, apa lagi di tengah malam seperti ini.
“soo
jung-ah.”
Soo
jung berjengit kaget saat sebuah tangan tiba-tiba menyentuh pundaknya. Ia
membalikkan tubuhnya. Dihadapanya tengah berdiri namja berwajah pucat yang
sedari kecil telah bersahabat dengannya.
“ah
kau Taeminie..” soo jung mengelus
dadanya dan menghembuskan nafasnya lega. “kenapa tiba-tiba kau ada disini? Dan
kenapa wajahmu berubah menjadi semakin pucat?”
“aku
baru pulang dari jinan. Wae? Kau terlihat tidak senang dengan kedatanganku.” Raut Tae min berubah sedikit kecewa. “anio,
aku hanya kaget. Oh,ya kau mau minum coklat panas dirumahku? Ada banyak hal
yang ingin kuceritakan padamu.” Tanya soo jung penuh harap. Tae min mengangguk pelan
sambil tersenyum tipis.
~~~
“ini
coklat panasnya. Ini 100 persen buatan tangan jung soo jung dan bukan buatan
eommanya lagi.” soo jung meletakkan gelas berisi coklat panas di meja ruang
tamunya lalu menepuk dadanya bangga. Tae min tersenyum antusias. “waah..
rumahmu bertambah besar sejak kepergianku dulu. Apa kau melakukan renovasi
eoh?”
“anio.
Masih sama dengan yang dulu. Kau saja yang tak pernah pulang ke Busan.” Jawab soo
jung enteng sambil meminum coklat panasnya. “oh,ya taeminie. Ada hal yang sangat
ingin kukatakan padamu.”
“mwoya?”
Tae min menatap kedua bola mata Krystal lekat-lekat. Ia sungguh penasaran.
“aku
akan pindah ke Seoul..”
“kenapa
terburu-buru?”
“aku
belum selesai Taeminie. Aku pindah ke Seoul karna aku akan segera menikah
dengan Joon myun oppa. Tenang saja aku akan memberimu undangan.”
“….”
“taeminie..”
“oh,ne?
waegeurae?”
“anio,
eobseo. Kenapa kau melamun? Kau tidak mendengarkanku?”
“ani,
aku mendengarmu”
“huff..
syukurlah.” Tiba-tiba saja Tae min beranjak dari tempat duduknya.
“mau
kemana?” soo jung mengerutkan alisnya.
“aku
lelah setelah perjalanan jauh. Jadi aku pulang dulu ne?”
“oh
ya sudah. Hati-hati.”
Flashback end
~~~
“kau
sudah mengerti kenapa aku membunuh
keluargamu eoh?” taemin memelototi Tae yeon lagi.
“anio,
aku masih tak percaya dengan ceritamu. Siapa yeoja bernama soo jung itu hah?
Apa hubungannya dengan keluarga kami?” Tanya Tae yeon lirih, ia sedikit
merasakan darahnya telah membeku dan tak mengalir dengan deras lagi. namun rasa sakitnya tetap sama.
“kau
itu ternyata sangatlah bodoh. Jung soo jung itu adalah wanita yang tengah Jong
in makan dan Joon myun itu namja yang sedang tergeletak di ambang pintu itu!” Tae
min menunjuk kedua orang tua Tae yeon dengan senyum menakutkannya lagi.
“apa..
kau marah karna ibuku akan menikah??” Tanya Tae yeon sedikit tenang. Walaupun
ia masih mencoba meredam emosinya dengan menghembuskan nafasnya pelan-pelan.
“BABOCHEOREOM!!”
BUUGH!! Tae min mengijak kepala Tae yeon
dengan sangat keras. Membuat Tae yeon semakin tersungkur dan tak bisa berdiri
kembali. Mungkin Tae min adalah vampire yang saat masih menjadi manusia adalah
seorang psikopat. Jika tidak, mana mungkin namja itu masih dengan teganya
menyakiti seorang gadis lemah? Apalagi dengan tertawa senang seperti itu?
“aku
mencintai ibumu, bodoh. Dan saat aku kembali menemuinya sebagai sosok namjachingumu
dan menceritakan semuanya, Dia mengatakan aku berbohong dan aku ini sebenarnya
anak dari diriku sendiri. Dan dia, yeoja tengik itu mengaku tak terlalu peduli
denganku dulu. Kau tahu bagaimana perasaanku? Aku hancur saat itu juga. Dan aku
menghilang dari hadapanmu sebelum hari ini terjadi dan aku berhasil membunuh
mereka semua. Hahahaha..”
Kepala Tae yeon semakin pusing. Darah
ditubuhnya semakin berkurang.. ia tahu ia tak akan sanggup lagi. ini adalah
akhir, akhir dari penderitaannya dan ia dapat menyusul keluarganya dan
meninggalkan Kris sendirian di dunia ini. namun ia telah mengetahui
kebenarannya, namja itu telah memberitahunya alasan hilangnya ia seminggu ini.
dan juga ia mendapat tambahan penyiksaan dari namja itu.
“ini
akhirnya Tae yeon..akhir hidupmu.” Tae min memanggil jong in.
“jong
in. bunuh dia, tapi jangan makan dia. Karna bagaimanapun dia dulu yeojachingu
palsuku hahahaha..” Tae min menepuk pundak Jong in dan berjalan pergi setelah
sempat menendang mayat Soo jung, ibunda Tae yeon. Kini Tae yeon dan Jong in
berada di dalam ruangan itu sambil saling menatap satu sama lain.
“ggrrr..”
namja itu menyeringai, ia mengeluarkan cakarnya dan menusuk tubuh Tae yeon
tepat di jantungnya.
“akkhh..”
lirih Tae yeon untuk terakhir kalinya. Ini memanglah sebuah akhir bagi
kehidupannya, namun tidak untuk Tae min. ia menatap Jong in dengan nanar lalu
bergumam. “aku berdoa agar seseorang memusnahkan Taemin.. aa.. aaku tak
aaakaann ppeerrnnaahh memaafkannnya.”
Setelah
kata-katanya berakhir, pandangan Tae yeon mulai kabur, ditambah cakar panjang
Jong in yang bak pedang telah menembus punggung hingga jantungnya. Darah
menggucur lagi, bau amis tercium lagi dengan mudahnya, yang ia ingat hanya
ucapan ajushi tua tadi, percaya memang bukanlah hal yang mudah. semua terasa
berat bagi Tae yeon dan sesaat kemudian, yang ia temui hanyalah kegelapan.
THE END/TO BE
CONTINUE??/SEQUEL??
EPILOG
“sekilas info. Malam ini telah terjadi
pembunuhan berantai di rumah keluarga Kim, dan sampai berita ini diberitakan tidak
diketahui siapa dalang dibalik semua ini.”
Seorang
yeoja tengah memandang televisinya dengan ekspresi sedikit terkejut. Ia hampir
saja tersedak makanan yang sedang ia masukkan kemulutnya saat berita itu
terdengar. “eomma, bukankah Tn. Kim itu masih saudara kita??” ucapnya pada
eommanya di dapur. Lalu ia membalikan tubuhnya kehadapan televisi lagi.
“diantara
korban yang tewas di keluarga tersebut adalah sepuluh maid dan koki yang
bekerja di rumah keluarga kaya tersebut. Tn. Kim dan Ny.kim, kedua keponakan
mereka, Jessica kim dan Kim Jin ki serta seorang anak perempuanya bernama Kim Tae
yeon. Hanya seorang yang selamat dari peristiwa tersebut, yaitu anak bungsu tn.
Kim bernama Kris.”
“ada
apa memangnya??” teriak eommanya dari dapur.
“mereka
menjadi korban pembunuhan.” Teriak yeoja itu
cukup histeris.
“Warga
yang pertama kali mengetahui kematian keluarga tersebut, Lee Tae min. mengaku
pertama kali melihat mayat seorang gadis dipelataran rumah keluarga tersebut
yang diyakini adalah Jessica, keponakan sang pemilik rumah. Ny. Kim dan Tn. Kim
di temukan tewas mengenaskan dengan luka sobekan di bagian perut di ruang keluarga mereka,
polisi masih menyelidiki perihal masalah ini dan sedang mencari tersangka”
“sebenarnya
apa yang terjadi pada mereka eomma? Bukankah mereka orang baik dan terhormat di
kalangan keluarga kita??” Tanya yeoja itu lagi saat eommanya dengan
terburu-buru berlari dan mengambil coat yang tergantung di dekat pintu rumah
dan melangkah pergi dari rumah tersebut. “eomma harus pergi kerumah mereka
terlebih dahulu. Eomma harus memastikan kebenaran berita itu. Ah mi, jaga
adikmu. kakak-kakakmu sedang tidak ada dirumah.”
Yeoja
itu segera mengerang dengan keras saat punggung eommanya telah menghilang
dibalik pintu. “sial, anak itu
merepotkan saja arrghh!!”
The End
0 komentar:
Posting Komentar